Anak yang fatherless atau yang kehilangan sosok ayah akibat perceraian keluarga dapat mengalami ketidakseimbangan dalam keluarga. Anak yang fatherless merupakan anak yang tidak memiliki hubungan yang intens dengan ayahnya dan kehilangan peran penting dari sosok ayah. Peneliti melakukan pra-riset dan mendapatkan hasil bahwa pola komunikasi yang tidak efektif dapat terjadi dari keluarga lengkap maupun tidak lengkap. Permasalahan fatherless di Indonesia cukup serius, sehingga Indonesia disebut sebagai negara fatherless nomor 3 di dunia. Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pola komunikasi yang menghambat dari seorang anak yang mengalami situasi fatherless, selain itu untuk mengetahui pola komunikasi yang efektif dari seorang anak fatherless dengan ayahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola Komunikasi Anak Remaja yang Mengalami Fatherless (The Absent Father) dari keluarga yang bercerai. Meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi. Teori yang mendasari dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal & komunikasi keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan pola komunikasi anak remaja yang mengalami fatherless dalam kondisi keluarga bercerai. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengambilan data menggunakan proses wawancara dan observasi di Kota Bandung. Pola komunikasi anak remaja yang mengalami fatherless karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kehadiran keluarga baru dari pihak ayahnya, perbedaan pemikiran dan pandangan, serta kurangnya pembukaan diri dari anak maupun ayahnya. Saran dalam penelitian in adalah peneliti berharap agar peneltian selanjutnya, saat meneliti komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, lebih memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan antara keduanya. Hal ini karena dalam penelitian ini, peneliti menemukan banyak orang tua dan anak memiliki hubungan yang kurang baik.
Kata Kunci: Fatherless, pola komunikasi, komunikasi interpersonal, komunikasi keluarga