Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini
semakin meningkat tiap tahun. Sehingga kebutuhan layanan internet pada
masyarakat juga ikut meningkat. Namun, beberapa daerah di kabupaten Jombang
masih banyak yang belum terdapat FTTH (Fiber To The Home). FTTH
merupakan insfratruktur layanan telekomunikasi dengan bandwidth yang besar,
serta menyediakan koneksi internet yang stabil kepada pengguna. Penggunaan
jaringan akses FTTH di wilayah Jombang ini akan mempermudah masyarakat
untuk mengakses layanan komunikasi internet dengan kecepatan
jaringan yang relative stabil dan kencang. Terutama pada wilayah industri dan
wisata religi di Jombang yang lebih banyak penggunanya, sehingga layanan
internet sangat dibutuhkan untuk proses pengiriman data yang cepat, terutama
data yang memiliki kapasitas lebih besar secara efektif meskipun jaraknya cukup
jauh. Perancangan jaringan akses FTTH ini menggunakan teknologi XGPON,
XGPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union) yang memiliki bandwidth 10 Gbps
pada downstream dan 2.5 Gbps pada upstream. Perancangan jaringan akses FTTH
ini saya mengambil di Jombang Utara yang meliputi Kecamatan Ploso,
Kecamatan Plandaan, dan Kecamatan Kabuh karena pada beberapa desa dalam
kecamatan-kecamatan tersebut masih ada yang belum terdapat fiber optiknya.
Perancangan jaringan akses FTTH dengan menggunakan teknologi XGPON di
wilayah Jombang Utara ini akan mempermudah masyarakat untuk mengakses
layanan internet dengan kecepatan jaringan yang tinggi.
Kemudian untuk menentukan parameter-parameter kelayakan dan performansi sistem perancangan FTTH ini dilakukan perhitungan. Parameter-parameter tersebut meliputi Power Link Budget dan Rise Time Budget untuk
kelayakan sistem, BER (Bit Error Rate) untuk performansi sistem. Dan software
OptiSystem untuk membandingkan hasil perhitungan manual dari parameter-
parameter tersebut dengan hasil menggunakan OptiSystem. Selain itu, juga menggunakan aplikasi Google Earth Pro untuk menentukan titik koordinat dari
perangkat-perangkat seperti OLT, ODC, ODP, ONT dan titik koordinat rumah
pelanggan yang belum terdapat FTTH.
Nilai parameter yang didapatkan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan ITU dan PT. Telkom yaitu : untuk standar BER (Bit Error Rate) yang
telah ditetapkan oleh ITU dan PT. Telkom yaitu 1x10?9. Untuk standar
bandwidth yang telah ditetapkan oleh PT. Telkom yaitu 30-1.000 Mbps. Standar
nilai redaman maksimum Power Link Budget yang dihasilkan dari OLT sampai
dengan ONT sebesar 28 dB dengan jarak maksimum 17 km sesuai dengan
standarisasi PT. Telkom Indonesia. Dan yang terakhir yaitu standar nilai Rise
Time Budget yaitu 11,11ns berdasarkan ketetapan dari ITU-T dan PT. Telkom.
Power Link Budget Downstream yang paling besar yaitu yaitu 27,91 dB.
Kemudian untuk hasil Prx (daya terima) secara manual Power Link Budget
Downstream yang terbesar yaitu -24,91 dBm. Sedangkan hasil Prx terbesar yang
didapat dari simulasi yaitu -26,388 dBm pada desa Klitih, kecamatan Plandaan.
Power Link Budget Upstream yang paling besar yaitu 25,705 dB. Untuk hasil Prx
(daya terima) secara manual Power Link Budget Upstream yang terbesar yaitu -
22,705 dBm. Sedangkan hasil Prx terbesar yang didapat dari simulasi yaitu -6,881
dBm yang terletak pada desa Klitih, kecamatan Plandaan.
Hasil terbesar dari simulasi BER yaitu 1,36497 x 10-27, dimana nilai
tersebut sudah termasuk ideal/layak karena di bawah standart BER yakni 1x10-9
.Sedangkan untuk hasil rise time budget downstream pada ONT terjauh yang
berada di kecamatan Ploso yaitu 0,22 ns, rise time budget pada ONT terjauh di
kecamatan Kabuh yaitu 0,29 ns, dan rise time budget pada ONT terjauh di
kecamatan Plandaan yaitu 0,37 ns, yang mana hasil-hasil tersebut sudah
memenuhi standar yakni di bawah 11,11 ns. Sedangkan untuk hasil dari
perhitungan rise time budget upstream juga sudah memenuhi standart kelayakan
yaitu di bawah 11,11 ns.
Kata kunci : FTTH, XGPON, Power Link Budget, Rise Time Budget, BER