Terjadi fenomena di PT. Telkomsel dimana perusahaan harus senantiasa melakukan investasi penambahan infrastuktur untuk memenuhi kebutuhan bandwidth pelanggan namun penambahan investasi ini tidak linier dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan sehingga dibutuhkan strategi perusahaan untuk menciptakan competitive advantage baru sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi. PT. Telkomsel akan mengimplementasikan layanan fixed mobile convergence (FMC) untuk meningkatkan competitive advantage perusahaan, namun dalam implementasi layanan FMC perusahaan harus melakukan antisipasi terhadap kondisi yang berubah-ubah (volatility), tidak pasti (uncertain), kompleks (complex) dan tidak jelas (ambiguity) (VUCA) untuk minimalisir resiko bisnis masa depan oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan skenario untuk membuat strategi perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode perencanaan skenario bertujuan untuk melakukan identifikasi kekuatan pendorong masa depan industi telekomunikasi di di Indonesia pada tahun 2030, kemudian dirumuskan skenario masa depan layanan telekomunikasi di Indonesai yang kemudian dijadikan landasan rekomendasi strategi bisnis perusahaan untuk implementasi layanan FMC PT.Telkomsel . Metode penelitian yang akan dilakukan adalah metode kualitatif. Teknik pengambilan akan dilakukan wawancara secara mendalam kepada narasumber dengan variable operasional mengadopsi dari framework foresight dan pengambilan data-data sekunder yang mendukung penelitian.
Hasil penelitian menemukan bahwa di masa depan coverage dan teknologi jaringan bukan lagi menjadi competitive advantage perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan telekomunikasi di Indonesia harus bisa menjadi enabler ekosistem telekomunikasi sebagai solusi terintegrasi bagi pelanggan. Hasil penelitian menghasilkan empat skenario masa depan industri telekomunikasi di Indonesia yaitu New Glory, Win Back Domination , Digital Colonialism dan Business as Usual.
Kata kunci : Perencanaan Skenario, Fixed Mobil Convergence (FMC), Strategi Managemen