Saat ini layanan komnuikasi menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia, terutama layanan data selular berkecepatan tinggi atau yang biasa disebut layanan broadband melalui jaringan seluler. Namun perluasan jaringan seluler melalui pembangunan BTS masih belum merata khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Mengakselerasi pembangunan daerah kurang berkembang merupakan amanat yang tercantun dalam Bab IV Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan bagian dari aspirasi nasional untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Di sisi lain bagi penyelenggara telekomunikasi daerah perdesaan khususnya wilayah 3T kurang memberikan keuntungan karena jumlah pelanggan tidak sebanding dengan biaya investasi yang dikeluarkan sehingga memberikan beban bagi investasi dan operasional perusahaan.
Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat, mengetahui hubungan interaksi antara aktor sehingga memberikan gambaran mengenai bisnis model pembanguan BTS di wilayah 3T yang ada saat ini dan peneliti dapat memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan pembangunan BTS di wilayah 3T. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui studi literatur, wawancara mendalam untuk memetakannya menggunakan pendekatan ekosistem mapping.
Dengan menggunakan pendekatan ekosistem bisnis, hasil dari penelitian ini berhasil mengidentifikasi aktor-aktor dan interaksi antar aktor yang terlibat dalam pembangunan BTS di wilayah 3T, serta menghasilkan rekonfigurasi ekosistem sebagai strategi optimalisasi pembangunan BTS di wilayah 3T.
Kata Kunci: Layanan Komunikasi 3T, Pembangunan BTS, Ecosystem Mapping, Seluler,