Sustainability Development Goals (SDGs) merupakan salah satu upaya nasional dan global untuk menjaga dan menciptakan lingkungan bersih dan aman. Namun faktanya, membeludaknya jumlah sampah yang ada khususnya di Kota Bandung membuat kriteria tadi menjadi terpatahkan. Produksi sampah harian masyarakat yang masih tinggi, membuat sampah menjadi terus menumpuk. Ironisnya dengan angka penduduk Kota Bandung yang cukup banyak dan padat khsususnya di Kecamatan Coblong membuat TPA disekitar Kota Bandung tidak lagi sanggup menampung sampah dari Kota Bandung. Akibatnya, sampah tadi ditelantarkan begitu saja dipinggir jalan. Padahal persoalan sampah ini bukanlah tugas dari satu pihak saja. Persoalan sampah ini merupakan persoalan yang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yang dinamakan Penta Helix yang terdiri dari Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media. Penelitian ini dlakukan menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kolaborasi Penta Helix dalam mewujudkan pengelolaan sampah dalam mewujudkan target SDG 11.6 di Kecamatan Coblong melalui analisis dari lima sudut pandang pilar Penta Helix. Sebab dalam menangani persoalan ini, diperlukan kerja sama multi pihak supaya dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan dengan baik serta dampak yang diberikan lebih menyeluruh dan maksimal. Hasilnya adalah kolaborasi yang dilakukan antar pilar Penta Helix masih belum sinergi dan upaya yang ditunjukkan khususnya Pemerintah masih belum serius. Seperti sampah yang sudah dipilah dicampur kembali saat di TPA, regulasi yang ada masih minim penegakan dan SDM yang dilibatkan masih belum memenuhi standar yang seharusnya. Kemudian, dasar permasalahan yang dialami oleh seluruh pilar yang ada pada Penta Helix ini adalah rendahnya masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga.