Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman orang tua mengenai stunting, yang menjadi salah satu masalah serius di Indonesia. Meskipun pemerintah telah melakukan banyak upaya, termasuk melalui aplikasi Elsimil, untuk mencegah stunting, namun efektivitasnya masih rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi User Experience (UX) dari aplikasi Elsimil. Melalui wawancara dengan pengguna dan analisis atribut UX, hasilnya menunjukkan bahwa Elsimil memiliki nilai buruk pada kepuasan, pembelajaran, efektivitas, motivasi, immersi dan emosi. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan perancangan aplikasi stunting baru, Unstunt, dengan pendekatan Human-Centered Design. Human-Centered Design dipilih untuk fokus pada kebutuhan pengguna. Evaluasi menggunakan metode Evaluasi Heuristik menunjukkan bahwa Unstunt memiliki UX yang lebih baik dibandingkan Elsimil. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan HCD pada perancangan aplikasi stunting dapat menghasilkan UX yang lebih baik, membantu calon orang tua dalam mencegah stunting.Dalam latar belakang pencegahan dan penanganan stunting, peran krusial orang tua menjadi sorotan karena mereka bertanggung jawab atas asupan gizi anak. Sayangnya, minimnya pemahaman orang tua terkait pentingnya nutrisi dan perawatan anak menjadi hambatan, disebabkan kurangnya informasi mengenai stunting. Meskipun pemerintah telah melakukan penyuluhan, upaya ini belum efektif, sebagaimana terungkap dalam artikel Konvergensi Stunting Belum Efektif. Oleh karena itu, penelitian ini membahas aplikasi Elsimil yang dibuat oleh BKKBN untuk mencegah stunting, dengan fokus pada User Experience (UX). Hasil wawancara dan user report menunjukkan bahwa Elsimil kurang memuaskan, khususnya pada atribut kepuasan, efektivitas, motivasi, dan emosi. Sebagai solusi, penelitian ini bertujuan merancang UX aplikasi stunting yang sesuai dengan pengguna melalui pendekatan Human Centered Design dan mengevaluasinya menggunakan Evaluasi Heuristik.