Penelitian ini berfokus pada fenomena popularitas Influencer di media sosial, saat ini banyak individu berlomba-lomba untuk menjadi terkenal. Namun, tidak menyadari bahwa menjadi Influencer memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi suatu permasalahan serius yang sedang meningkat pada masyarakat global. Isu ini tergambarkan secara gamblang dalam drama Korea Celebrity. Meskipun geografis Indonesia dan Korea Selatan memiliki perbedaan, namun memiliki permasalahan kompleks yang sama dalam kesehatan mental yang dihadapi generasi muda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemaknaan pesan generasi Z terhadap isu kesehatan mental Influencer dalam drama Korea “Celebrity”. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode kualitatif deskriptif melakukan wawancara mendalam pada 10 informan generasi Z dalam rentang usia 20-24 tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis resepsi Stuart Hall yang merujuk pada model komunikasi Encoding-Decoding dan penonton dibagi dalam tiga posisi pemaknaan pesan, yaitu posisi dominan hegemoni, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Terdapat variasi dalam pemaknaan isu kesehatan mental Influencer oleh setiap informan pada 10 scene unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 informan, 2 di antaranya masuk dalam posisi dominan hegemoni, 5 informan berada dalam posisi negosiasi, dan 3 informan berada pada posisi oposisi. Perbedaan posisi ini dipengaruhi oleh latar belakang, dan pengalaman informan.
Kata kunci: Resepsi, Stuart Hall, Isu Kesehatan mental Influencer, Drama Korea Celebrity