Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan pola pikir dari pasangan yang telah menikah untuk memilih childfree. Hal ini didukung oleh salah satu education-influencer di Indonesia, yaitu Gita Savitri. Ia membuat konten dan membagikan opininya mengenai childfree di Instagram yang menuai berbagai kontra dari audiensnya, hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan jumlah followers dari akun Instagram @gitasav. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana persepsi ex-followers akun Instagram @gitasav terhadap personal branding-nya sebagai education-influencer pasca konten dan pernyataan “childfree” di Instagram. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif, dan menggunakan konsep utama personal branding milik Montoya (2002) yang terdiri dari delapan elemen. Hasil penelitian yang diperoleh ialah Gitasav tidak lagi dilihat sama seperti sebelumnya pada persepsi ex-followers @gitasav. Hal itu karena terdapat perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh Gitasav dalam isu childfree yang tidak selaras dengan konten-konten edukatif yang selama ini ia bagikan. Dalam hal ini, Gitasav hanya memenuhi tiga elemen dari konsep utama personal branding milik Montoya (2002), yaitu Spesialisasi (The Law of Specialization), Kepemimpinan (The Law of Leadership), dan Perbedaan (The Law of Distinctiveness). Artinya, personal branding Gitasav sudah tidak konsisten pada persepsi ex-followers @gitasav, karena sudah tidak memenuhi seluruh elemen pada konsep utama personal branding milik Montoya (2002).