Adanya kurikulum merdeka belajar menuntut kesiapan sekolah untuk menyediakan fasilitas dan manajemen dalam memenuhi kebutuhan aktivitas yang telah tersusun pada kurikulum. Dimana perubahan kurikulum dan metode pembelajaran juga akan merubah aktivitas pengguna dalam proses belajar mengajar. SMK PGRI 1 Ngawi merupakan salah satu sekolah yang berada dalam masa transisi penerapan kurikulum Merdeka, dimana interior kelas maupun studio masih menggunakan tatanan kelas konvensional dari kurikulum sebelumnya sehingga memerlukan perubahan sesuai dengan standar fasilitas yang dibutuhkan. Metode yang digunakan mulai dari problem seeking dan problem solving, hingga pengimplementasian konsep dan evaluasi pada perancangan akhir. Perancangan ulang interior ini menggunakan pendekatan student centered learning yang batasan perancangannya hanya pada tiga kejuruan dengan metode pembelajarannya berfokus pada project-based learning. Perancangan ulang ini diharapkan mampu menciptakan ruang yang dapat menstimulasi produktivitas pengguna di sekolah.
Kata Kunci : Desain Interior, Sekolah Menengah Kejuruan, Student-Centered Learning, Project-Based Learning