Berkembangnya media dan teknologi menjadi tantangan dalam dalam mempertahankan kebudayaan tari tradisional. Banyak orang tua yang memberikan keleluasaan terhadap anaknya dengan membelikan smartphone sejak usia dini. Mereka memilih memberikan tontonan animasi pada platform video yang tersedia. Mereka beralasan tindakan tersebut akan lebih aman dan mudah dalam pengawasan aktifitas buah hati. Tapi mereka belum memikirkan bagaimana pengaruh media terhadap tumbuh kembang buah hati mereka dari kebiasaan memainkan smartphone. Dampak negatif yang akan muncul diantaranya : sulit bersosialisasi, lamban dalam perkembangan motoric, dan perubahan perilaku yang signifikan. Sebagai respons terhadap permasalahan ini, animasi 2D dapat menjadi media yang efektif dalam memperkenalkan kembali tari semarangan kepada anak-anak. Media animasi dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan informasi atau pesan karena mudah diterima oleh masyarakat. Animasi memiliki keunggulan dalam menyampaikan pesan secara visual dan menarik. Oleh karena itu, perlu dirancang karakter penari tari semarangan yan menarik dan ikonik agar mudah diingat dan dikenali. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan ini melibatkan metode kualitatif, seperti observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka. Melalui media animasi, diharapkan anak-anak dapat tertarik untuk mengenal
dan belajar tentang tari Semarangan.
Kata Kunci : Anak-anak, Animasi, Budaya, Smartphone, Tari Semarangan