Kehadiran Pusat Eduwisata pada bidang batik memberikan sebuah potensi edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk melestarikan kebudayaan sebagai warisan leluhur yang mempunyai nilai - nilai filosofis dan memiliki peran penting terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti batik. Dalam melakukan usahanya, objek pada Pusat Eduwisata Batik melakukan serangkaian upaya agar terus didatangi oleh pengunjung, salah satunya dengan menghadirkan kafe pada kawasan tersebut dengan menghadirkan atmosfer budaya sesuai dengan identitas dari Pusat Eduwisata Batik. Namun penerapannya hanya dipahami oleh praktisi desain budaya yang memahami aspek - aspek kultural yang hadir pada interior. Sehingga terdapat beberapa objek yang penerapan atmosfer budaya interior belum tepat dalam pemaknaan kebudayaan karena terjadinya fenomena arsitektur tanpa arsitek atau sebuah arsitektur yang dibuat secara mandiri oleh pemiliknya. Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman melalui analisis mengenai upaya dalam menghadirkan atmosfer budaya di interior kafe pada kawasan Pusat Eduwisata Batik dalam terbentuknya fenomena arsitektur tanpa arsitek. Menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode embedded case study dengan menganalisa mentifact, sosiofact, dan artifact yang digunakan pada unsur pembentuk dalam elemen interior rumah tradisional milik Sarihati (2015) dan analisis artefak budaya menggunakan teori milik Noorwatha (2020) dengan melibatkan pihak yang bersangkutan pada objek untuk menghasilkan interpretasi dari beberapa sumber. Hasil penelitian berupa analisis penerapan atmosfer budaya pada interior meliputi unsur pembentuk ruang dan elemen interior yang akan menjadi acuan dalam menghadirkan atmosfer budaya di objek serupa.