Isu limbah tekstil dalam industri fashion sebagai permasalahan yang masih memerlukan banyak solusi saat ini. Limbah tekstil, merupakan pencemar lingkungan terburuk kedua di dunia, mencapai angka yang signifikan, terutama di Indonesia dengan 33 juta ton pakaian diproduksi setiap tahunnya. Strategi 3R (Reduce, Reuse, & Recycle) telah diterapkan untuk mengatasi masalah ini, salah satunya itu melalui penerapan strategi Reduce, melalui penerapan metode zero waste design. Dalam hal ini, teknik desain busana zero waste fashion design (ZWFD) menjadi alternatif yang efektif untuk mengurangi limbah pra produksi. Namun, perbedaan alur perancangan antara ZWFD dan konvensional menciptakan tantangan bagi new designer. Desainer ZWFD harus terlibat dalam seluruh proses, termasuk pembuatan pola, untuk mengontrol persentase limbah kain. Berdasarkan hasil wawancara dengan new designer ZWFD di Telkom University Bandung, yang mengikuti workshop perancangan ZWFD mengungkapkan bahwa kesulitan mereka yaitu berada pada tahap menentukan ide konsep dan pemilihan teknik zero waste yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan model alur perancangan dan proses berpikir new designer ZWFD. Observasi dilakukan terhadap new designer sebagai subjek penelitian, untuk memahami proses berpikir mereka dalam merancang dengan metode ZWFD. Hasil perancangan kemudian dianalisis untuk mendapatkan bagaimana pemetaan model perancangan ZWFD yang tepat dan dapat digunakan oleh new designer, serta analisis mengenai bagaimana impact self – awareness new designer setelah melakukan perancangan ZWFD. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi new designer ZWFD untuk mengembangkan inovasi dan pemahaman lebih lanjut dalam perancangan busana berkelanjutan dengan metode zero waste design.