PT XYZ adalah salah satu perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan makanan olahan beku berbahan baku dasar seafood, yang diolah menjadi produk olahan, baik ke pasar domestik maupun mancanegara. Fokus utama penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi mesin, menentukan faktor-faktor pengaruh dalam six big losses, dan merumuskan kebijakan pemeliharaan untuk meningkatkan efektivitas mesin. Mesin Bowl Cutter Laska dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan memiliki jumlah frekuensi kerusakan tertinggi dibandingkan dengan mesin yang lainnya pada PT XYZ. Metode TEEP digunakan untuk mengukur efektivitas mesin yang dihitung dari utilization dengan overall equipment effectiveness (OEE). Banyak faktor mempengaruhi hasil perhitungan efektivitas, dan faktor dengan persentase tertinggi dievaluasi dengan fault tree analysis (FTA). Hasil temuan ini digunakan sebagai dasar untuk kebijakan pemeliharaan dan didapatkan bahwa pengukuran efektivitas menunjukkan bahwa kondisi mesin Bowl Cutter Laska buruk dan tidak berjalan secara optimal. Nilai OEE rata-rata sebesar 81% dan kurang dari standar JIPM kelas dunia (85%). Hal tersebut juga berlaku pada nilai total effective equipment performance (TEEP) rata-rata sebesar 45%. Rendahnya OEE dan TEEP disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan aset, seperti kapasitas produksi dan waktu operasi yang tidak digunakan secara maksimal sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai six big losses pada faktor idling and minor stoppages losses sebesar 20% dan reduce speed losses sebesar 16%. Usulan kebijakan pemeliharaan melibatkan analisis FTA dan penerapan autonomous maintenance secara terjadwal diusulkan untuk mencegah kerusakan mesin.
Kata Kunci : Overall Equipment Effectiveness, Total Effective Equipment Performance, Six Big Losses, Fault Tree Analysis