Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mendata jumlah penduduk di Kota Bandung mencapai 2,53 juta jiwa pada tahun 2021 dan 2,55 juta jiwa pada tahun 2022 dengan peningkatan 20 ribu jiwa. Dengan wilayah seluas 166,59 km2, dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Kota Bandung pada tahun 2022 adalah 15,30 ribu jiwa/km2. Hal ini dikarenakan pusat Kota Bandung ideal untuk pencarian peluang hidup. Peningkatan pesat menyebabkan keterbatasan lahan dikarenakan beberapa faktor; pertumbuhan alamiah dan urbanisasi. Terdapat peningkatan perantau non-tetap di pusat Kota Bandung dan tinggal di rumah tapak sewa yang mengalami penurunan pembangunan karena perebutan lahan antar pemerintah kota dengan developer dan warga. Perebutan lahan tanpa solusi optimal menyebabkan terciptanya perumahan tapak tidak layak huni di pusat Kota Bandung. Oleh karena itu, apartemen mixed-use vertikal sebagai solusi optimal hunian, fasilitas umum, dan area komersil. Selanjutnya, metode penelitian dilakukan melalui proses telaah fenomena, pengumpulan data melalui suvey lokasi, kuesioner, dokumentasi, dan studi literatur, kemudian melakukan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif terhadap studi preseden, studi banding, site eksisting rancang, dan kebutuhan rancang. Hasil dari rancang yaitu desain apartemen mixed-use yang menerapkan desain dan penggayaan yang memperhatikan dampak material kepada lingkungan, efisien energi, kualitas dan daya tahan tinggi, dapat digunakan kembali dan didaur ulang, dan non-toksik. Dengan perancangan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada pengguna yaitu meningkatkan kenyamanan dan kesehatan fisik dan mental, serta memenuhi kebutuhan dan mendukung aktivitas pengguna di pusat Kota Bandung.