ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada analisis penggunaan aplikasi pinjaman online (pinjol) yang berkembang pesat di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda, dan bagaimana perilaku konsumtif mendorong maraknya penggunaan layanan ini. Studi ini mengeksplorasi bagaimana sinematografi dalam film Public Service Announcement (PSA) bertajuk ’Tidak Pikir Panjang’ dapat efektif dalam mengkomunikasikan risiko dan dampak dari perilaku konsumtif yang diakibatkan oleh (pinjol). Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggabungkan observasi, wawancara, dan analisis tematik untuk memahami fenomena sosial ini dalam konteksnya yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, terungkap bahwa generasi muda di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, cenderung terjebak dalam siklus utang konsumtif karena pengaruh media sosial dan tekanan sosial untuk mengikuti gaya hidup tertentu. Penggunaan (pinjol), yang ditandai dengan proses pendaftaran yang sederhana dan aksesibilitas tinggi, seringkali memperburuk perilaku konsumtif ini. Fenomena ini menimbulkan berbagai masalah finansial dan emosional bagi penggunanya. Penelitian ini juga menyoroti peran penting Director of Photography (DoP) dalam menciptakan representasi visual yang kuat dan emosional dalam film PSA untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perilaku konsumtif dan risiko pinjaman online. Dengan menggunakan teknik sinematografi yang efektif, film PSA ini bertujuan untuk memengaruhi pemahaman dan perilaku audiens, mendorong mereka untuk membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.
Kata Kunci: Pinjaman Online, Perilaku Konsumtif, Film PSA, Sinematografi