Peluncuran awal jaringan 5G telah dimulai pada tahun 2019. Jaringan 5G
menandai dimulainya evolusi digital dan terobosan yang signifikan dalam hal
latensi, kecepatan data, mobilitas, dan jumlah perangkat yang terhubung, berbeda
dengan generasi sebelumnya. Melihat kembali evolusi komunikasi seluler,
dibutuhkan sekitar satu dekade dari konsep awal penelitian hingga penyebaran
komersial, sementara penggunaan selanjutnya berlangsung setidaknya 10 tahun
lagi. Artinya, ketika jaringan seluler generasi sebelumnya memasuki fase
komersial, generasi berikutnya dilakukan penelitian konsep. Karena 5G sudah
berhasil diluncurkan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan
penelitian tentang penerus 5G.
Dalam penelitian ini, fokus utama adalah pada efisiensi daya dengan
menggunakan power management di jaringan 6G yang diharapkan dapat menjadi
efisien. Bersamaan dengan ini, dilakukan simulasi terkait dan mungkin
menjadikanya sedikit solusi yang dapat membantu dalam pembentukan jaringan
yang efisien. Inilah sedikit solusi yang dapat ditawarkan untuk efisiensi daya pada
jaringan hijau 6G. Dari perancangan simulasi menggunakan omnet++ yang telah
dilakukan sebanyak sepuluh kali dan mendapatkan hasil terbaik pada percobaan ke
empat sebesar 0.01497635 J dan setelah dibandingkan dengan menggunakan
parameter yang sama dengan 5G efisiensi daya paling baik adalah 64.49% dan
dengan nilai rata - rata 23.86%, untuk hasil dari perbandingan Residual Energy pada
jaringan 5G dengan 6G dengan power management node start capacity 0.25J
mendapatkan hasil rata-rata efisiensi sebesar 36,2%, power management node start
capacity 0.5J mendapatkan hasil rata-rata efisiensi sebesar 36,5%. Dengan power
management node start capaity 0.75J mendapatkan hasil rata-rata efisiensi sebesar
36,49%, dimana dari semua power management node start capacity tersebut yang
mendapatkan nilai paling efisien terdapat pada power management node start
capacity 0.5J dengan selisih nilai 0.006%.
Kata Kunci: 6G Hijau, Efisiensi Daya, Power Management