Pada industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan kereta api
yaitu PT INKA, terdapat pengecekan kualitas untuk meninjau keamanan dan
kekuatan komponen-komponen kereta sebelum dilanjutkan ke proses produksi
selanjutnya. Kecacatan yang terjadi pada proses produksi tentunya dapat
berdampak pada kualitas kereta yang dibuat. Mengacu pada data POPJ (Pengadaan
Operasional dan Penyediaan Jasa), defect yang terjadi pada saat produksi kereta
maupun pada saat quality control ditemukan rata-rata defect tiap produksi yaitu
sebesar 10-12 defect. Selain itu, Defect yang terjadi mempengaruhi keterlambatan
produksi kereta dengan keterlambatan 1 bulan sampai dengan 2 bulan. Oleh karena
itu pada penelitian ini, identifikasi dilakukan untuk mengurangi defect dan
keterlambatan produksi kereta api. Dalam identifikasi permasalahan yang ada,
dilakukan menggunakan 2 metode yaitu yang pertama FMEA yang berfungsi
sebagai identifikasi defect/kecacatan. Hasil dari penggunaan metode FMEA dengan
tools perhitungan RPN yaitu terdapat 5 defect dengan nilai diatas nilai kritis
(171,89) yaitu defect yang terjadi pada pengelasan dengan nilai 448, pada
kabel/panel dengan nilai 288, pada dokumen dengan nilai 280 untuk welder list,
210 untuk kesalahan penerima dokumen instruksi tertulis, dan pada proses
pengecatan dengan nilai 210. Setelah ditemukan penyebab dari defect tersebut, ada
beberapa saran perbaikan yang paling umum harus dilakukan yaitu perbaikan pada
prosesdur pengerjaan tiap komponen dimana hal tersebut berkaitan dengan proses
produksi yang berguna sebagai pencegahan terjadinya defect dan terus melakukan
pelatihan secara rutin dengan memperhatikan kualifikasi pekerja agar jika terjadi
kerusakan bisa dipertanggungjawabkan. Dari hasil kedua metode tersebut,
implikasi yang diharapkan yaitu menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan
mengenai kinerja perusahaan serta menjadi bahan acuan dalam idnetifikasi
permasalahan di masa yang akan datang.
Kata Kunci: FMEA, RPN, FTA, Fabrikasi