Perancangan jaringan 5G di Indonesia akan menjadi jaringan yang banyak digunakan salah satunya di Kota Makassar, sehingga untuk mendukung kinerja teknologi 5G NR, maka dibutuhkan suatu media transmisi yang handal dengan menggunakan serat optik. Dengan menggunakan media transmisi serat optik dapat mendukung teknologi jaringan 5G NR diterrapkan penggunaannya antar gNodeB sebagai backhaul.
perancangan jaringan 5G NR dilakukan dengan hanya menggunakan kalkulasi data coverage planning untuk menentukan banyaknya gNodeB yang dibutuhkan untuk perancangan backhaul. Dalam penelitian ini, perancangan link backhaul menggunakan teknologi STM-64 yang masing-masing memiliki bit rate 10 Gbps. dengan dirancangnya link jaringan dan perhitungan power link budget maka dapat disimulasikan ke dalam optisystem 7.0 agar dapat diketahui sistem tersebut layak atau tidak dengan melihat hasil pengujian perfomansi jaringan berdasarkan parameter BER (Bit Error Rate), Q-factor, dan received power.
Pada penelitian ini menganalisis perbandingan data hasil perancangan simulasi yang telah dilakukan dengan menggunakan variasi transmitted power yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10 dBm dengan jarak transmisi 79,5 km. Berdasarkan hasil simulasi pada link backhaul dengan menggunakan transmitted power >= 5 dBm. Dengan menggunakan transmitter power tersebut mendapatkan nilai rata-rata Q-factor 6,99, BER 2,02 x 10^(-11) dan received power -18,85 dBm dengan transmitted power sebesar 5 dBm dan nilai rata-rata Q-factor 9,84, BER 6,44 x 10^(-21) dan received power -13,85 dBm dengan transmitted power terbesar yaitu 10 dBm. Sedangkan nilai terburuk didapatkan ketika menggunakan transmitted power < 5 dBm memperoleh nilai rata-rata Q-factor 3,26, BER 9,8 x 10^(-4) dan received power -23,83 dBm dengan transmitted power 0 dBm.
Kata Kunci : 5G NR, gNodeB, backhaul, STM-64, Q-factor, BER (Bit Error Rate), dan received power