Kemajuan pesat dalam teknologi informasi menimbulkan kebutuhan yang semakin besar untuk keakuratan dan kecepatan dalam memperoleh informasi, terutama dalam menjalankan model bisnis perguruan tinggi dan mengembangkan pembelajaran yang adaptif. Dalam konteks perguruan tinggi di Indonesia, penggunaan sistem informasi pembelajaran menjadi semakin penting dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas terutama dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDG’s) pada pilar ke-4. Proses pendidikan yang bermutu dan berkualitas akan tercapai jika terjadi hubungan yang sinergi atara seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan. Salah satu komponen nya meliputi penggunaan teknolgi dalam proses belajar mengajar yang memanfaatkan Learning Management System (LMS) karena memiliki fitur yang dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhuan institusi perguruan tinggi. Pembelajaran yang adaptif di perguruan tinggi Indonesia mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, yang mempertimbangkan kebutuhan individu mereka.
Konsep pembelajaran yang adaptif ini sejalan dengan prinsip Outcome Based Education (OBE), di mana tujuan pembelajaran ditetapkan berdasarkan hasil yang diharapkan. sistem pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Namun dalam implementasi sistem informasi pembelajaran yang adaptif ini memerlukan analisa kelayakan yang matang, terutama dengan menggunakan parameter keuangan seperti Net Present Value (NPV), Return on Investment (ROI), dan Payback Period (PP). Analisis ini penting untuk mengevaluasi nilai kelayakan investasi teknologi pembelajaran di perguruan tinggi. Meskipun hasil analisis keuangan mungkin menunjukkan ketidaklayakan secara finansial, namun penting untuk dicatat bahwa kelayakan implementasi sistem informasi pembelajaran tidak selalu harus dinilai dari segi finansial semata, terutama karena perguruan tinggi tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Selain itu, ada banyak manfaat intangible bagi perguruan tinggi setelah implementasi sistem informasi pembelajaran, seperti peningkatan kualitas pembelajaran yang berdampak pada kompetensi mahasiswa, efisiensi operasional, peningkatan reputasi perguruan tinggi, kepercayaan masyarakat dalam memilih perguruan tinggi dan sebagainya. Oleh karena itu, meskipun analisis keuangan mungkin menunjukkan tantangan finansial, manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh dari sistem informasi pembelajaran yang adaptif masih memberikan nilai yang signifikan bagi perguruan tinggi terutama bagi kompetensi mahasiswa.