Salah satu penyebab utama kegagalan dalam sebuah UMKM adalah kurangnya
analisis kelayakan bisnis yang komprehensif, terutama dari aspek finansial. Sebagai
salah satu kedai kopi yang masih tergolong UMKM, Nomo Coffee yang terletak di
pusat Kota Bandung dengan jumlah investasi yang tidak terlalu besar menjadikan
coffee shop ini memiliki keistimewaannya sendiri. Meskipun demikian, analisis
kelayakan bisnis diperlukan untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha ini untuk
tetap dijalankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis
kelayakan bisnis yang ditinjau dari aspek keuangan serta sensitivitas keuangan Nomo
Coffee. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Hasil penelitian analisis kelayakan bisnis menunjukkan bahwa Nomo Coffee
masih layak beroperasi dengan Net Present Value sebesar Rp1.000.746 (NPV > 0),
Payback Period (PP) sebesar 3,88 tahun, dan Internal Rate of Retun (IRR) sebesar
10%. Sementara hasil dari tiga skenario dalam analisis sensitivitas menunjukkan
bahwa Nomo Coffee tidak layak untuk dijalankan dalam skenario pessimistic, namun
layak untuk dijalankan dalam skenario moderate dan optimistic. Analisis sensitivitas
dengan parameter peningkatan expected return menunjukkan hasil Nomo Coffee
mampu menolerir peningkatan sebesar 15% dan 17%.