Dalam era kendaraan otonom, komunikasi Vehicle-to-Vehicle (V2V) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi lalu lintas. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan, kebutuhan akan sistem transportasi yang cerdas dan efisien semakin meningkat. Komunikasi V2V memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan efesien antara kendaraan. Hal ini memerlukan alokasi sumber daya radio adaptif dan tepat untuk mencapai performa optimal. Parameter penting seperti data rate, efisiensi spektral, dan distribusi sumber daya yang adil
(fairness) menjadi kunci utama untuk memastikan komunikasi yang andal dan responsif antar kendaraan.
Penelitian ini mengikuti standar 3GPP TS 22.185, TS 22.186, TS 22.885, dan TS 22.886 untuk mendukung skenario komunikasi V2X dalam jaringan 5G. Kami
mengimplementasikan dan mengevaluasi beberapa algoritma alokasi sumber daya, yaitu FIFO (First In First Out), Greedy, dan Genetic. Dari algoritma alokasi sumber daya yang digunakan
dikombinasikan dengan pendekatan clustering dan non clustering untuk membandingkan performansi dalam dua skenario. Untuk skenario pertama, jumlah pengguna yang berubah
dengan jarak lintasan tetap, dan skenario kedua, jumlah pengguna tetap dengan jarak lintasan yang berubah-ubah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa algoritma clustering dengan Genetic memberikan peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan algoritma Greedy dan FIFO. Dalam perbandingan antara clustering dan non clustering, Algoritma Genetic dengan clustering menunjukkan peningkatan Total Data Rate sebesar 11,57%, Average Data Rate 12,73%, dan
Spectral Efficiency 11,28% dalam skenario pertama, dan peningkatan Total Data Rate sebesar 15,00%, Average Data Rate 12,58%, dan Spectral Efficiency 15,20% dalam skenario kedua.
Sebaliknya, algoritma Greedy meskipun lebih baik dari FIFO, tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Genetic. Rekomendasi dari penelitian ini adalah penggunaan algoritma Genetic dengan pendekatan clustering untuk optimalisasi kinerja alokasi sumber daya radio dalam komunikasi V2V, karena lebih unggul dibanding FIFO, dan menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dan konsisten dibandingkan kedua algoritma lainnya ketika menggunakan clustering dibanding non clustering.