Penggunaan elemen interior dengan motif tradisional tampil sebagai wadah praktik budaya yang dapat memberikan dampak positif pada sosial dan ekonomi. Gedung Sarinah Jakarta yang terletak di Jl. M.H. Thamrin, merupakan gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Pasca Revitalisasi pada tahun 2022, kunjungan di Gedung Sarinah mencapai 7,5 juta orang dalam kurun waktu sembilan bulan. Gedung Sarinah merupakan Bangunan Cagar Budaya yang direvitalisasi dengan menggunakan pendekatan adaptive reuse. Hal tersebut ditujukan untuk membangun Gedung Sarinah ke bentuk awal dengan merespon gaya hidup kekinian. Revitalisasi Gedung Sarinah membuat perubahan yang signifikan dengan bertambahnya fungsi dari pusat perbelanjaan menjadi community mall. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) inventarisasi dan mendeskripsikan motif tradisional Indonesia yang diaplikasikan pada elemen interior Gedung Sarinah, 2) mengidentifikasi konsep interior Gedung Sarinah yang sesuai dengan representasi budaya di Indonesia, 3) mengkaji rekomendasi penerapan motif tradisional Indonesia dan konsep interior bangunan revitalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan melakukan inventarisasi data, studi pustaka, observasi, dan wawancara. Proses revitalisasi Gedung Sarinah dikembangkan menjadi ruang urban, ruang sejarah, dan ruang komersial yang memperhatikan spirit of place dari Gedung Sarinah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan terhadap keilmuan desain interior terutama berkaitan dengan penggunaan motif tradisional.