Penyandang disabilitas di Indonesia dinyatakan masih mendapat diskriminasi termasuk dalam hal pekerjaan, seperti ruang kerja yang belum ramah disabilitas. Lingkungan fisik tempat karyawan bekerja seharusnya menjadi fokus penting karena dapat mempengaruhi kinerja. Warna merupakan salah satu faktor lingkungan kerja fisik yang berperan penting dalam interior karena dapat memberikan dampak baik pada karyawan saat bekerja secara fisik maupun psikologis. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh warna ruang kerja terhadap disabilitas tunagrahita dari segi kinerja yang diukur dari kualitas dan kuantitas hasil produksi. Hasil penulisan ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memanipulasi warna pada dinding dengan warna yang akan diujikan yaitu biru, hijau, kuning, dan putih. Sampel mencakup empat pengrajin tunagrahita dengan kategori ringan di salah satu bisnis sosial pemberdayaan orang berkebutuhan khusus, yaitu PUKA (Pulas Katumbiri). Hasil yang diperoleh dianalisis dengan tabel perbandingan berdasarkan jumlah hasil produksi yang dihasilkan dan jumlah kesalahan yang dilakukan di setiap penerapan warna yang berbeda dengan jangka waktu yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh elemen warna terhadap kinerja dalam aspek kuantitas dan ketepatan hasil produksi disabilitas tunagrahita. Ditemukan warna yang paling berpengaruh terhadap kinerja disabilitas tunagrahita yaitu warna kuning. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kinerja mereka yang lebih baik dibandingkan dengan pengujian warna lainnya.