Kondisi global berdampak pada ekonomi global, memicu fluktuasi harga minyak dan kebijakan suku bunga hingga fluktuasi nilai tukar yang mempengaruhi harga saham. Perubahan iklim mendominasi perhatian global hingga diperlukan transisi menghasilkan energi terbarukan. Hanya saja sektor energi di Asia Tenggara sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar dan berkontribusi secara global. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak variabel harga karbon, harga minyak brent, harga minyak kelapa sawit, tingkat suku bunga, dan nilai tukar terhadap return saham sektor energi di ASEAN baik secara parsial maupun simultan, dan dalam jangka pendek maupun panjang. Riset ini menggunakan purposive sampling dalam menetapkan sampel, sehingga didapat 6 pasar saham ASEAN di sektor energi pada periode 2017-2022. Penelitian ini menggunakan data panel dan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian menunjukkan secara parsial harga karbon, harga minyak brent, harga minyak kelapa sawit, dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return saham sektor energi di ASEAN kecuali suku bunga karena tidak berpengaruh, dan secara simultan harga karbon, harga minyak brent, harga minyak kelapa sawit, tingkat suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh terhadap return saham sektor energi di ASEAN. Selain itu, harga karbon memiliki pengaruh negatif sedangkan harga minyak brent, harga minyak kelapa sawit, tingkat suku bunga, dan nilai tukar berdampak positif terhadap return saham sektor energi di ASEAN dalam jangka pendek. Dalam pengaruh jangka panjang, hanya harga karbon yang dapat mempengaruhi return saham sektor energi di ASEAN secara negatif. Temuan ini mengindikasikan bahwa pasar modal dapat dipengaruhi faktor ekonomi makro, sehingga pentingnya pemahaman faktor ekonomi makro bagi pelaku pasar modal, terutama di sektor energi.
Kata kunci: Emisi Karbon, Green Investment, Komoditas Energi, Pasar Modal, Return Saham Sektor Energi