Kebijakan pemerintah selama Pandemi Covid-19, berupa pembatasan mobilitas masyarakat, berdampak pada penurunan kinerja beberapa perusahaan, diantaranya adalah perusahaan sektor pariwisata. Perusahaan sektor pariwisata adalah perusahaan yang paling terdampak akibat kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Namun demikian perusahaan sektor pariwisata termasuk perusahaan yang cepat pulih seiiring dengan pencabutan pembatasan sosial. Penelitian ini membandingkan lima model prediksi kebangkrutan yaitu: Altman, Springate, Zmijewski, Zavgren dan Ohlson. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model prediksi kebangkrutan yang paling akurat dan sesuai dalam penerapannya pada perusahaan di Indonesia, khususnya sektor pariwisata. Keakuratan prediksi kebangkrutan tidak hanya didasarkan atas perbandingan antara hasil interpretasi berdasarkan nilai cut off dengan kritera, namun juga kesesuaian dengan pola kinerja perusahaan secara umum pada kondisi sebelum, selama dan setelah pandemi Covid-19. Jika hasilmya menunjukkan pola yang sesuai, maka model prediksi tersebut terbukti akurat dan sesuai. Perbandingan dilakukan dengan menguji perbedaan tiap-tiap model. Sampel yang digunakan adalah 29 perusahaan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Pengujian hipotesis menggunakan teknik uji beda paired sampel t-test. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan antara kelima model dalam memprediksi potensi kebangkrutan dan model yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan adalah Springate dengan tingkat akurasi 77%, diikuti oleh Altman 50%, Zmijewski 49%, Ohlson 40% dan Zavgren 28%. Sedangkan pola grafik skor yang dihasilkan model yang paling sesuai dan menggambarkan kondisi pandemi Covid-19 adalah model Springate, Altman, Zmijewski, dan Zavgren. Penelitian juga membandingkan kondisi keuangan sebelum, selama dan setelah Pandemi Covid-19. Uji beda paired sampel t-test kembali digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kondisi sebelum pandemi dan selama pandemi dan kondisi sebelum pandemi dan setelah pandemi. Hasil pengujian hipotesis untuk model Springate menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kondisi sebelum (Pra) dan selama pandemi (Pandemi) dan tidak terdapat perbedaan signifikan kondisi sebelum (Pra) dan setelah pandemi (Pasca). Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, penelitian ini menyarankan agar model prediksi kebangkrutan digunakan bersamaan dengan analisis vertikal yang membandingkan kinerja dari tahun ke tahun.