Fakta menunjukkan penerimaan diri terhadap kehamilan yang tidak diinginkan banyak terjadi, terutama karena hubungan seksual semakin dianggap normal oleh remaja masa kini. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan adalah komunikasi antara pasangan dan lingkungannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi dalam keluarga dan lingkungan dalam penerimaan diri terhadap keputusan kehamilan yang tidak diinginkan dalam hubungan pranikah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan femonologis. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pelaku kehamilan tidak diinginkan sebanyak 3 orang, keluarga pelaku sebanyak 1 orang, dan konselor psikologi anak dan remaja di Kota Bandung sebanyak 1 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan mengenai kehamilan yang tidak diinginkan, segala sesuatu terjadi dalam kondisi yang dapat menimbulkan pemikiran baik atau buruk. Komunikasi yang terjadi dimulai dari pihak perempuan untuk meminta pertanggungjawaban pasangannya kemudian memberitahukan kepada keluarga perempuan. Sehingga dalam aksinya tersebut, terdapat beberapa respon berbeda yang diterima pelaku perempuan dari pasangannya. Maka dengan adanya perbedaan respon yang terjadi, pada akhirnya keputusan dan kondisi yang terjadi juga berbeda.