Penelitian ini di latarbelakangi oleh penyebaran nyamuk wolbachia yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung guna menurunkan angka kasus DBD di Kecamatan Ujungberung. Program ini dikenal dengan nama Ce Woli Jawara (Cegah DBD Wolbachia Jagi Wargi Bandung Juara) dan telah dilaksanakan di Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Ujungberung. Melalui program ini, pemerintah berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa nyamuk wolbachia adalah nyamuk yang bermanfaat dan mengurangi kekhawatiran terhadap informasi yang tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam Program Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan memanfaatkan nyamuk wolbachia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, bertujuan untuk memahami makna yang diberikan individu atau kelompok terhadap fenomena sosial. Pendekatan studi kasus digunakan untuk menggali lebih dalam strategi komunikasi yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam penyebaran informasi mengenai nyamuk wolbachia di Kecamatan Ujungberung. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga cara, yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam program Ce Woli Jawara, Dinas Kesehatan Kota Bandung menggunakan strategi komunikasi terstruktur, termasuk pemilihan komunikator berdasarkan kredibilitas dan kekuatan persuasif mereka. Mereka melibatkan pihak internal dan eksternal serta melakukan analisis target audiens untuk menyampaikan pesan bahwa nyamuk wolbachia aman dan efektif dalam mengendalikan DBD. Berbagai strategi komunikasi digunakan, termasuk media sosial, promosi kesehatan di puskesmas, dan keterlibatan tokoh masyarakat. Evaluasi program dilakukan melalui analisis SWOT untuk meningkatkan efektivitas komunikasi di masa mendatang. Langkah-langkah implementasi strategi komunikasi untuk program Ce Woli Jawara telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Ini mencakup pengumpulan data tentang penyebaran nyamuk wolbachia, penyusunan materi informasi berdasarkan data tersebut, dan pelaksanaan kegiatan komunikasi dengan masyarakat. Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung belum melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap strategi komunikasinya karena program ini masih baru, hanya berlangsung sekitar lima bulan, dan beberapa wilayah di Ujungberung belum disurvei.