Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hambatan komunikasi antarbudaya pedagang lokal dengan wisatawan mancanegara di Desa sade, Lombok. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan subjek 5 orang pedagang lokal, 2 orang wisatawan mancanegara, dan 1 orang pemandu wisata di Desa Sade, Lombok. Dilakukan dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan teknik keabsahan data triangulasi yang dilakukan untuk menganalisa data secara kualitatif serta penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan konsep teori hambatan komunikasi antarbudaya untuk mengidentifikasi hambatan komunikasi antarbudaya apa saja yang dialami oleh pedagang lokal dalam interaksi jual beli cinderamata dengan wisatawan mancanegara di Desa Sade, Lombok. Hasil penelitian ini menemukan dua faktor utama yang menghambat komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam interaksi pedagang lokal dengan wisatawan mancanegara di Desa Sade, Lombok: pertama, persepsi harga barang di mana pedagang lokal cenderung menaikkan harga karena mengira wisatawan memiliki banyak uang, yang mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakpercayaan dari pihak wisatawan; kedua, keterbatasan dalam kemampuan bahasa asing yang menyulitkan pedagang dalam menyampaikan informasi dengan jelas, menghasilkan potensi kesalahpahaman dalaminteraksi. Implikasi dari penelitian ini menyarankan perlunya pelatihan bahasa dan peningkatan pemahaman budaya bagi pedagang lokal untuk meningkatkan kualitas komunikasi antarbudaya di sektor pariwisata Desa Sade.
Kata Kunci: Hambatan Komunikasi Antarbudaya, Pedagang Lokal, Wisatawan Mancanegara, Desa Sade Lombok