Dalam era transformasi digital, bank di Indonesia harus berinovasi dengan mengadopsi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial. Namun, penerimaan pengguna terhadap layanan berbasis AI masih dalam tahap awal, terlihat dari fakta bahwa hanya sedikit eksekutif perusahaan yang menggunakan AI untuk membantu menentukan strategi, desain keuangan, dan pengambilan keputusan. Meskipun beberapa penelitian sebelumnya telah memberikan pemahaman tentang perbankan yang didukung AI, penelitian tersebut masih perlu mengungkap faktor-faktor apa saja yang sepenuhnya mempengaruhi Kecerdasan artifisial. Oleh karena itu, studi ini dilakukan dengan mengembangkan dan mengintegrasikan kerangka penelitian dengan model Expectation confirmation untuk menilai tingkat kepuasan pengguna dan penerimaan layanan bank digitalyang menggabungkan kecerdasan artifisial. Sebanyak 307 tanggapan diperoleh menggunakan kuesioner dan kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Partial Least Square (PLS) dan Importance-performance Matrix Analysis (IPMA). Temuan menunjukkan bahwa semua aspek mempengaruhi kepuasan pengguna bank digital, kecuali personalisasi. Demikian pula, penerimaan pengguna terhadap bank digitalberbasis AI dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan dan corporate reputation (CRP). Berdasarkan temuan dari perhitungan dampak pada SEM, reputasi perusahaan memiliki pengaruh lebih besar terhadap penerimaan bank digitalberbasis AI dibandingkan dengan kepuasan pengguna. Perusahaan disarankan untuk memprioritaskan perbaikan yang mencerminkan reputasi perusahaan, seperti citra merek, keandalan, atau dukungan pelanggan. Meskipun variabel personalisasi tidak memiliki dampak signifikan terhadap penerimaan bank digital berbasis AI, variabel ini tetap berkinerja baik. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna dan penerimaan bank digitalberbasis AI, studi ini memberikan wawasan berharga bagi pengambil keputusan untuk meningkatkan layanan bank digital menggunakan kecerdasan artifisial.