Sektor perbankan seringkali menjadi tulang punggung terhadap roda perekonomian pada pasar keuangan suatu negara. Pada tahun 2008 lalu, kebangkrutan Lehman’s Brother menjadi awal mula krisis ekonomi global yang mana juga menggucang industri perbankan di dunia. Sektor perbankan memiliki strateginya sendiri untuk dapat bangkit kembali. Perekonomian dunia mulai membaik dari tahun ke tahun hingga pada akhirnya terjadi pandemi COVID-19 yang kembali melemahkan berbagai roda perekonomian di dunia.
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perusahaan perbankan tergolong KBMI 4 di Indonesia dengan perbankan terbaik di dunia yang terdapat di China. Kinerja keuangan diukur dengan beberapa rasio diantaranya rasio profitabilitas, likuiditas, kecukupan modal, serta solvabilitas dan risiko. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif komparatif dengan mengambil data sekunder berupa laporan kinerja keuangan perusahaan periode 2008 hingga 2022.
Penelitian ini menggunakan statistik nonparemetik dengan uji Wilcoxon Signed Rank. Temuan dari penelitian adanya perbedaan kinerja keuangan perbankan KBMI 4 dan China. Perbankan Indonesia memiliki rasio profitabilitas, likuiditas, dan kecukupan modal yang lebih tinggi daripada perbankan China.
Adanya perbedaan kinerja memberikan peluang bagi perbankan Indonesia untuk dapat berkembang dan bersaing bersama bank-bank di dunia. Implikasi dari temuan ini dapat membantu dapat para investor guna pengambilan keputusan investasinya, dapat berguna untuk negara dalam pengambilan kebijakan dan mengawasi industri perbankan, serta untuk perbankan dalam mengambil keputusan strategis yang dapat meningkatkan pemenuhan aset dan kinerja keuangannya.