Pelecehan seksual mencakup tindakan fisik atau non-fisik yang ditujukan pada organ seksual atau seksualitas korban, termasuk siulan, ekspresi lisan berkonteks seksual, dan pameran materi pornografi, dengan korban utama adalah perempuan yang sering dianggap lebih lemah dibandingkan laki-laki. Pelecehan seksual juga marak terjadi di platform daring, dikenal sebagai Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), seperti Revenge Porn yang sekarang dikenal sebagai Non-Consensual Dissemination of Intimate Images (NCII), yaitu penyebaran konten seksual tanpa izin dengan motif balas dendam, sebuah istilah yang diganti karena menyalahkan korban dan mengurangi tanggung jawab pelaku. Film memiliki peran penting dalam membentuk persepsi sosial tentang pelecehan seksual, seperti film "Like & Share" yang mengangkat isu NCII dan menggambarkan kehidupan remaja perempuan korban NCII serta menyoroti pentingnya perspektif dalam mengatasi kekerasan seksual dan mendukung korban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika John Fiske pada tiga level: realitas, representasi, dan ideologi. Pada level realitas, gestur, ekspresi, dan perkataan mencerminkan ketakutan, penolakan, kesedihan, dan frustrasi; pada level representasi, pencahayaan minim dengan warna berbeda digunakan untuk melambangkan kekerasan, kesedihan, dan kesakitan; dan pada level ideologi, ideologi patriarki terlihat dari kurangnya hak hukum bagi korban NCII, yang cenderung dibungkam dan disalahkan. Elemen pencahayaan, teknik kamera, dan suara memperkuat pesan tentang perempuan sebagai korban NCII, dan penelitian ini menunjukkan patriarki pada dua tingkatan: privat dan publik.
Kata Kunci: Korban, NCII, Perempuan