Fenomena perpindahan mahasiswa rantau ke kota dari universitas yang dituju, tentu akan ada benturan budaya yang terjadi. Benturan yang terjadi karena adanya perbedaan tersebut membuat mahasiswa rantau harus beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga akan menimbulkan beberapa masalah didalamnya. Seperti adanya pernyataan yang diberikan oleh staff Kemahasiswaan Telkom University yang memberikan keterangan bahwa terdapat kasus masalah seksual di Telkom University, secara rinci bahwa masalah tersebut berbentuk kekerasan seksual. Dalam kasus ini peran orang tua dan keluarga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa rantau dengan dapat memberikan stimulus positif dalam bentuk pendidikan seksual untuk meningkatkan kesadaran seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi yang dilakukan orang tua dengan mahasiswa rantau dalam memberikan pendidikan seksual dan bagaimana mahasiswa rantau dapat memiliki kesadaran seksual tersebut. Penelitian ini menggunakan Teori Family Communication Pattern. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi kepada 10 informan kunci dan satu informan ahli. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan empat tipe pola komunikasi keluarga yaitu konsensual, pluralistic, protective dan laisssez-faire, peran komunikasi orang tua dalam memberikan pendidikan seksual mahasiswa rantau Telkom University sangat berdampak signifikan dalam pembentukan kesadaran seksual mereka.