World Health Organization (WHO) dan United Nations of Children’s Fund (UNICEF) menyatakan bahwa pencegahan kematian bayi adalah dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kehidupan. Namun menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekitar 45 persen ibu terpaksa menghentikan pemberian ASI eksklusif kepada anak akibat bekerja. Faktor yang memicu berhentinya pemberian ASI eksklusif dari ibu kepada anak adalah kurangnya dukungan lingkungan kerja yang tidak menyediakan ruang laktasi atau ruang menyusui. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan solusi sebuah usulan berupa portable lactation room. Dengan ukuran yang cukup kecil dan ringan, pengguna akan mudah membawa portable lactation room tersebut. Pembuatan portable lactation room juga dapat memberikan business value melalui investasi strategis yang melibatkan nilai-nilai sosial, etika, dan tanggung jawab perusahaan. Hal tersebut tidak hanya memberikan keuntungan bagi pengguna, namun juga bagi perancang. Penelitian ini menggunakan design thinking sebagai framework dan metode HOQ sebagai tolak ukur atribut yang diinginkan oleh pengguna. Diharapkan hasil uji yang menggunakan metode usability testing dengan user-based testing mendapatkan total skor yang dapat diterima atau layak. Hasil tersebut akan menunjukkan bahwa penggunaan portable lactation room dengan ukuran yang disesuaikan antropometri dapat memberikan kenyamanan dan menyesuaikan kebutuhan pengguna.
Kata kunci: Antropometri, Design Thinking, HOQ, Lactation Room