UD. KS Pro, sebuah perusahaan manufaktur, menghadapi tantangan signifikan dalam mengelola persediaan bahan baku dengan sistem pencatatan manual yang terbatas. Kurangnya detail informasi mengenai kebutuhan barang, dan ketersediaan barang menjadi kendala utama dalam efisiensi pengendalian biaya perusahaan. Untuk mengatasi tantangan ini, penelitian ini menerapkan dua metode manajemen persediaan yang efektif. Analisis ABC digunakan untuk mengklasifikasikan harga bahan baku berdasarkan nilai kontribusinya terhadap total persediaan. Menunjukkan nilai persediaan pada Kelas A (79,64% nilai total), meskipun jumlah item hanya 20%. Kelas B memiliki nilai sebesar 13,99% dengan 30% item, sedangkan Kelas C memiliki nilai sebesar 6,38% dengan 50% item. Pengendalian yang lebih ketat terhadap bahan-bahan kelas A yang memiliki dampak signifikan terhadap biaya persediaan. EOQ muti item digunakan mengoptimalkan jumlah pemesana. Perhitungan EOQ untuk setiap jenis bahan baku menunjukkan jumlah pesanan optimal yang harus dilakukan pada setiap pemesanan. Contoh, EOQ untuk Plat adalah 278 unit dan untuk Plat Astra 1,4 adalah 161 unit. Hasil penerapan menunjukkan pengurangan signifikan dalam total biaya persediaan bahan baku dari sebelumnya Rp 2.224.861.100 menjadi Rp 400.440.627. Penurunan ini mencerminkan efisiensi yang mencolok dengan penghematan sebesar Rp 1.824.420.473, menunjukkan bahwa EOQ efektif dalam mengurangi biaya persediaan. Penurunan persediaan mencapai 63% hingga 86% di berbagai jenis barang. Penerapan kedua metode ini pada manajemen persediaan bahan baku berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya secara signifikan. Analisis ABC membantu mengidentifikasi bahan kritis. EOQ mengatur jumlah pesanan secara optimal untuk mengurangi biaya persediaan. Kata Kunci: Analisis ABC, EOQ, Pengendalian Persediaan, Bahan Baku.