Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor telah menjadi isu utama
dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. PT. Mobil
Listrik Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor
kendaraan listrik mewah. Tantangan utama dalam aliran rantai pasok perusahaan
tersebut adalah ketidaksesuaian antara total permintaan pembelian suku cadang
dengan jumlah suku cadang yang diterima dari pemasok asal China. Oleh karena
itu, diperlukan perancangan sistem pengukuran kinerja dan implementasi
pengukuran kinerja di PT. Mobil Listrik Indonesia serta dapat meningkatkan
penggunaan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk mendukung
kemajuan Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah metode SCOR (Supply
Chain Operations Reference) untuk menentukan indikator kinerja yang akan
dievaluasi, dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menetapkan
bobot dari setiap indikator kinerja. Setelah melakukan analisis data, ditemukan 22
indikator kinerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dengan prioritas
utama pada reliability dan responsiveness. Dalam menetapkan kriteria dan
prioritas utama, dilakukan pembobotan indikator kinerja menggunakan metode
AHP. Selanjutnya dilakukan normalisasi data berdasarkan metode Snorm de Boer,
ditemukan empat indikator kinerja yang memerlukan perbaikan karena memiliki
nilai kurang dari 90. Sementara, hasil perhitungan menunjukkan nilai total kinerja
sebesar 93,31, yang menunjukkan bahwa pengukuran kinerja di PT. Mobil Listrik
Indonesia termasuk dalam skala di atas rata-rata.