Keputusan sebuah perusahaan untuk menjadikan bisnisnya go public merupakan langkah strategis yang memiliki sejumlah manfaat, terutama dalam hal mendapatkan pendanaan eksternal dari pihak luar. Namun, keputusan ini juga tidak lepas dari berbagai risiko, khususnya yang berkaitan dengan fluktuasi harga saham perusahaan seperti fenomena underpricing yang sering terjadi pada saat pelaksanaan Initial Public Offering (IPO). Perusahaan keluarga dipilih sebagai objek penelitian ini karena jenis bisnis tersebut telah mendominasi sebagian besar bursa saham di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital disclosure dan ownership retention terhadap fenomena underpricing pada perusahaan keluarga yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019-2022 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penyelidikan deskriptif yang bertujuan eksplanatif. Data penelitian bersumber dari laporan prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan saat melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019-2022, yang diperoleh melalui situs resmi BEI. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linear berganda, dengan pengujian hipotesis secara simultan dan parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara intellectual capital disclosure dan ownership retention terhadap underpricing pada perusahaan keluarga yang melakukan IPO di BEI tahun 2019- 2022. Secara parsial, variabel ownership retention memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing, sementara variabel intellectual capital disclosure tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap underpricing pada perusahaan keluarga yang melakukan IPO di BEI selama periode 2019-2022.
Kata kunci: Intellectual Capital Disclosure, Ownership retention, Underpricing