Minat investasi di Indonesia terus meningkat beberapa tahun terakhir, termasuk di Jawa Tengah, meskipun banyak investor masih menghadapi risiko penipuan. Indonesia menempati peringkat ke-4 di Asia-Pasifik dalam kasus fraud menurut ACFE, dengan banyaknya kasus investasi ilegal dan pinjaman online ilegal. Hal ini diduga karena kurangnya pemahaman investor dalam mengambil keputusan investasi, baik secara rasional maupun irasional. Keputusan investasi sering kali dipengaruhi oleh faktor emosional dan psikologis seperti ketakutan, keserakahan, dan terlalu percaya diri, yang dikenal sebagai behavioral finance. Herding behavior dan Fear of Missing Out (FoMO) membuat investor muda rentan membeli saham tanpa analisis matang. Financial literacy dan demografi memainkan peran penting dalam membentuk bias perilaku ini. Financial literacy yang tinggi dapat mengurangi bias perilaku dan membantu investor membuat keputusan yang lebih rasional dan optimal. Namun, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah meskipun ada peningkatan. Peningkatan ini berdampak positif pada minat investasi, terutama di kalangan dewasa muda. Generasi muda Indonesia semakin sadar akan pentingnya investasi, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah aset yang dimiliki. Di Jawa Tengah, tingkat literasi keuangan juga meningkat, menempatkan provinsi ini di peringkat ke-18 secara nasional dan ke-5 di Pulau Jawa. Selain itu, demografi memengaruhi behavioral biases dalam investasi, dengan karakteristik seperti usia, pekerjaan, dan pengalaman investasi yang berperan penting.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara financial literacy dan demografi terhadap behavioral biases pada masyarakat dewasa muda di provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif, dengan teknik analisis menggunakan statistik deskriptif, regresi logistik ordinal, uji hipotesis, hingga pengukuran koefisien determinasi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat dewasa muda di Jawa Tengah dengan jumlah total 400 responden.
Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat hubungan signifikan, baik dari financial literacy maupun demografi, terhadap behavioral biases, pada masyarakat dewasa muda di Jawa Tengah. Penelitian ini menyarankan perluasan objek penelitian ke kelompok usia dan wilayah lain di Indonesia untuk memahami bias perilaku dan literasi keuangan secara lebih luas.