Perkembangan teknologi mempermudah akses layanan konseling online, yang penting untuk menangani masalah kesehatan mental, khususnya di kalangan Generasi Z. Berdasarkan data dari Databoks tahun 2023, kelompok usia 15-24 tahun memiliki prevalensi depresi tertinggi di Indonesia, dengan Jawa Barat sebagai provinsi dengan tingkat depresi tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel dalam model Technology Acceptance Model (TAM) terhadap adopsi layanan konseling online oleh Generasi Z di Jawa Barat, dengan fokus pada lima variabel: perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, behavioral intention of use, dan actual system use. Metode yang digunakan adalah PLS-SEM dengan tools analisis SmartPLS. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan cluster sampling, dengan melibatkan 384 responden yang dipilih sesuai dengan rumus Lemeshow. Analisis meliputi pendekatan deskriptif, evaluasi model pengukuran, dan model evaluasi struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini menjelaskan 27% dari variansi niat adopsi teknologi, yang menunjukkan validitas cukup tinggi dari faktor-faktor yang diidentifikasi. Semua variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan teknologi, meskipun pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude Towards Use relatif lemah. Variabel Behavioral Intention of Use menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dengan nilai path coefficient sebesar 0.439. Dari hasil ini, penelitian menyarankan agar Halodoc lebih meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan untuk mendorong adopsi yang lebih luas di kalangan generasi Z terhadap layanan konseling online.