Saat ini stigma mengenai ibu tunggal atau janda masih sangat tabu di Indonesia. Stigma ini juga dapat mempengaruhi mental dan konsep diri ibu tunggal beserta anak anaknya. Dalam konteks ini, penting untuk mengetahui bagaimana ibu tunggal dapat berkomunikasi dengan anak anaknya sehingga stigma negatif dapat terpecahkan. Analisis penelitian ini difokuskan pada bagaimana komunikasi ibu dan anak sehingga dapat diketahui bahwa keduanya memiliki komunikasi yang baik untuk membentuk konsep diri. Dalam konteks ini, peneliti menggunakan teori Interaksi Simbolik yang dikemukakan oleh Mead. Penelitian difokuskan pada tiga konsep interaksi simbolik Mead itu sendiri yaitu mind (pikiran), self (diri), dan society (masyarakat). Subjek dalam penelitian ini adalah ibu tunggal berpenghasilan rendah dan anaknya yang memiliki kepercayaan diri tinggi dibuktikan melalui prestasi yang diraih. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan objek komunikasi dan interaksi simbolik yang terjadi dalam kehidupan sehari hari keluarga ibu tunggal berpenghasilan rendah di Kabupaten Sragen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa komunikasi dan interaksisimbolik yang terjalin antara ibu dan anak berjalan secara lancar sehingga mereka memiliki konsep diri yang baik sesuai dengan teori interaksi simbolik. Penelitian ini juga menerapkan teori interaksi simbolik Mead untuk menganalisis simbolsimbol perilaku ibu dan anak seperti cara berbicara ibu dalam membangun konsep diri anak.