Perceraian, yang juga dikenal sebagai krisis keluarga, adalah saat keluarga tidak lagi bahagia dan tidak berfungsi dengan baik. Komunikasi dua arah di dalam keluarga perceraian sudah tidak ada lagi karena putusnya komunikasi diantara anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan Analisis Komunikasi Interpersonal Dalam Hubungan Keluarga Pasca Perceraian yang terjadi di desa Suntenjaya yang terletak di provinsi Jawa Barat. Teori yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Komunikasi Interpersonal Devito (2019). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Husserl. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang melibatkan langsung peneliti dengan objek yang sedang diteliti, sehingga menghasilkan pemahaman mendalam terhadap kondisi yang sedang terjadi. Maka dari, itu penelitian ini berfokus pada memahami dan menggambarkan fenomena yang terjadi di desa Suntenjaya. Adapun Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini bahwa perceraian berdampak signifikan pada komunikasi antara orang tua dan anak, di mana keterbukaan lebih banyak terjadi antara anak dan ibu, sementara komunikasi dengan ayah sering kali terhambat oleh kehadiran pihak ketiga seperti ibu tiri. Empati dan dukungan emosional lebih dominan ditunjukkan oleh ibu, sementara ayah cenderung memberikan dukungan materi tanpa cukup empati. Meskipun anak-anak berusaha menjaga hubungan dengan kedua orang tua, ketidakseimbangan dalam komunikasi sering kali muncul, terutama dalam situasi yang melibatkan perbedaan pendapat atau perubahan dinamika keluarga. Kesimpulannya, upaya bersama dari semua anggota keluarga diperlukan untuk membangun komunikasi yang sehat dan efektif pasca perceraian.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Keluarga Perceraian