Dalam konteks ekonomi yang semakin dinamis, khususnya di sektor jasa keuangan di Jakarta. Kenaikan jumlah pekerja yang signifikan di sektor ini menandakan pertumbuhan sektor tersebut, sekaligus menegaskan pentingnya Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional. Namun, di balik pertumbuhan tersebut, terdapat fenomena menurunnya produktivitas pekerja di sektor jasa keuangan, yang menjadi kontradiktif dengan kenaikan PDRB sektor tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada produktivitas karyawan sektor jasa keuangan di Jakarta, yang akan dianalisis menggunakan dua faktor penyebab yaitu pengaturan kerja fleksibel dan lingkungan kerja toksik.
Pengaturan kerja fleksibel dan lingkungan kerja toksik dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Pengaturan kerja fleksibel telah menjadi tren dalam manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan efisiensi kerja, sedangkan lingkungan kerja toksik dikenal dapat mereduksi produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan mengumpulkan data melalui survei kepada karyawan di sektor jasa keuangan Jakarta. Analisis data dilakukan menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Model (PLS-SEM) untuk mengidentifikasi pengaruh kedua faktor tersebut terhadap produktivitas, yang diukur menggunakan persepsi produktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan kerja fleksibel sektor jasa keuangan di Jakarta dinilai baik, dan para karyawan mempersepsikan produktivitas mereka tinggi meskipun mereka menilai kejadian perilaku toksik cukup sering terjadi. Pengaturan kerja fleksibel sendiri memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas karyawan di sektor jasa keuangan Jakarta. Sementara itu, lingkungan kerja toksik terbukti memiliki pengaruh negatif. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada perusahaan di sektor jasa keuangan untuk mengoptimalkan pengaturan kerja fleksibel, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif melalui intervensi kepemimpinan yang kolaboratif.
Kata Kunci: Pengaturan kerja fleksibel, lingkungan kerja toksik, produktivitas