Industri pertambangan batubara merupakan industri yang memiliki resiko sangat tinggi. Insiden kecelakaan kerja dapat menimpa semua pekerja dan dapat terjadi kapan saja. PT XYZ sebagai perusahaan yang bergerak di sektor penyedia jasa kontraktor pertambangan Batubara juga tidak lepas dari insiden kecelakaan kerja. Sampai dengan Bulan September tahun 2023, PT XYZ sudah mencatatkan 23 insiden kecelakaan kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan insiden kecelakaan kerja pada 2 tahun sebelumnya yang hanya tercatat masing-masing 16 insiden. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil investigasi internal PT XYZ dan wawancara yang dilakukan terhadap Safety, Health, dan Environment (SHE) Dept. Head PT XYZ didapatkan bahwa faktor utama penyebab tingginya insiden kecelakaan kerja adalah perilaku tidak aman.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh safety leadership, safety motivation, dan working condition terhadap safety behavior di PT XYZ. Untuk mencapai tujuan ini, akan dilakukan pengukuran terhadap dimensi yang membentuk masing-masing variabel. Dimensi yang akan dilakukan pengukuran pada variabel safety leadership adalah inspirational appeals dan participative management, sementara itu variabel safety motivation akan diukur melalui dimensi external safety motivation, introjected safety motivation, identified safety motivation, dan intrinsic safety motivation. Pengukuran pada variabel working condition akan menggunakan dimensi safety incentive, environmental condition & occupational hazard, work pressure, dan co-worker support. Sedangkan, dimensi yang akan diukur pada variabel safety behavior adalah safety compliance dan safety participation.
Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan dan menguji model persamaan struktural (SEM) terhadap kuesioner yang sudah disebarkan kepada sampel dari populasi. Sampel penelitian terdiri dari 262 orang operator yang bekerja di Departemen Produksi PT XYZ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa safety leadership, safety motivation, dan working condition pada PT. XYZ berada pada kategori baik dengan persentase masing-masing sebesar 79,4%, 79,6%, dan 80,1%. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan safety leadership dan working condition memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap safety behavior. Hanya saja, terdapat hipotesis yang ditolak yaitu variabel safety motivation memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap safety behavior.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran terkait dengan kondisi yang sedang terjadi pada PT XYZ. Penelitian ini juga menawarkan pedoman bagi para pemimpin dalam industri pertambangan batubara tentang perilaku dan kebijakan yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja terkait keselamatan.