Masalah penelitian ini berfokus pada bagaimana pengelolaan kesan di TikTok oleh mahasiswa tingkat akhir tidak hanya menampilkan diri mereka secara berbeda dari realitas sebenarnya, tetapi juga sebagai strategi alami untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana mahasiswa menampilkan diri atau citra diri mereka di akun media sosial TikTok dengan mengikuti ekspektasi sosial, namun dengan maksud untuk menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima oleh orang lain. Sebagaimana pandangan Goffman, kita tanpa henti mengelola kesan yang kita bangun di hadapan orang lain, termasuk upaya menampilkan diri sebagai individu yang mengekspresikan perasaannya di media sosial. Adapun metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan riset naratif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan kajian literatur. Temuan menunjukkan bahwa pada panggung depan, mahasiswa menampilkan citra diri yang sesuai dengan ekspektasi sosial, terutama terkait peran mereka sebagai mahasiswa. Mereka mengekspresikan emosi seperti kesibukan, kelelahan, dan kesedihan dalam proses pengerjaan skripsi serta menggunakan latar dan akun asli yang mencerminkan identitas akademik mereka. Namun, mahasiswa juga menggunakan TikTok untuk bersenang-senang dan menarik perhatian dengan membuat konten yang mendramatisasi pengalaman mereka. Di sisi lain, pada panggung belakang, mahasiswa menampilkan sisi pribadi yang lebih autentik dan bebas dari tekanan sosial, menggunakan TikTok untuk mengekspresikan emosi yang lebih dalam serta mencari dukungan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa TikTok berfungsi tidak hanya sebagai panggung depan, di mana mahasiswa mengelola kesan mereka di hadapan publik, tetapi juga sebagai panggung belakang digital, di mana mereka dapat lebih jujur dan terbuka tentang perasaan dan pengalaman pribadi mereka.