Pada zaman sekarang digitalisasi menjadi salah satu aspek kemajuan disebuah negara, setiap individu memahami teknologi. Kecepatan digitalisasi mendorong orang untuk selalu memiliki akses internet. Akses internet berkualitas adalah kebutuhan yang semakin penting dan menjadi faktor utama dalam perkembangan ekonomi dan sosial suatu daerah. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki potensi ekonomi yang besar di Indonesia. Namun, akses internet di provinsi Lampung masih terbatas atau tidak memadai. Salah satu wilayah yang membutuhkan peningkatan akses internet adalah koridor yang menghubungkan Anyar di Banten hingga Kalianda Lampung.
Pada perencanaan ini bertujuan untuk mengimplementasikan Sistem Komunikasi Kabel Laut, Lastmile, dan Fiber to The Mobile (FTTM) di Anyar Banten hingga Kalianda Lampung guna meningkatkan konektivitas dan kualitas di daerah tersebut. Peningkatan kualitas jaringan menggunakan teknologi Gigabite Passive Optical Network (GPON). Implementasi jaringan ini dimulai dari Sentral Telepon Otomat (STO) Anyar menuju Kota Kalianda, dengan menggunakan simulasi pemetaan lokasi untuk menentukan jalur kabel optik yang dilewati, simulasi optik yang digunakan untuk menentukan kualitas fiber optic, dan simulasi broadband seluler untuk perencanaan jaringan seluler. Alur kerja mencakup beberapa komponen utama yaitu Sentral, Submarine Cable, Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Point (ODP), Optical Distribution Cabinet (ODC), dan Base Transceiver Station (BTS).
Berdasarkan Perencanaan Broadband Seluler dengan Support System Kabel Laut dari Anyar Banten hingga Kalianda Lampung ini menunjukan nilai Quality of Service (QoS) yang di dapat telah sesuai dengan standar kelayakan dengan Link Power Budget (LPB) untuk Downstream Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) didapatkan hasil sebesar 40,204 dBm, Signal to Noise Ratio (SNR) 25,117dB, Q-Factor 3,108 , dan Bit Error Rate (BER) 9×10-4 . Link Power Budget (LPB) untuk Downstream Lastmile terdekat dan terjauh didapatkan hasil sebesar -21,617 dBm dan -21,757 dBm, Signal to Noise Ratio (SNR) 30,155 dB dan 33,668 dB, Q-Factor 9.619 dan 8,717, dan Bit Error Rate (BER) 3,302×10-22 dan 1,421 ×10-19 Berdasarkan Key Indicator Perfomance (KPI) didapatkan value SS-RSRP -72,95, SS-SINR 13,07, dan Throughput 125. Berdasarkan Bill of quantity (BoQ), biaya perancangan Gigabite Passive Optical Network (GPON) melalui Sentral Telepon Otomat (STO) Anyar dan Kota Kalianda sebesar Rp19.593.565.340.
Kata kunci : GPON, LASTMILE, FTTM, submarine cable, Quality of Service, Fiber Optic