Waria atau wanita-pria merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk transgender atau transpuan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi waria yang cukup signifikan. Dari persebaran jumlah waria di Jakarta Barat, terdapat salah satu lokasi yang tercatat penduduknya di dominasi oleh waria yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial di Kawasan Duri Selatan, yaitu Kampung Duri. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana PSK waria di Kampung Duri menggunakan identitas mereka dalam kehidupan sosial dan pribadi mereka dengan mengadopsi Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting Toomey. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Negosiasi Identitas Komunikasi Pekerja Seks Komersial (PSK) Waria Jakarta sebagai suatu negosiasi identitas. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi kepada 4 Informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PSK waria mengandalkan komunikasi simbolik untuk menegosiasikan identitas mereka dan membangun hubungan dengan pelanggan. PSK waria juga memiliki kenyamanan identitas atas profesi mereka karena memungkinkan ekspresi diri dan kepuasan seksual. Meskipun menghadapi stigma dan diskriminasi, kestabilan identitas mereka memperkuat kekuatan mental dan memotivasi mereka untuk menghindari norma sosial yang tidak mendukung. Hal tersebut menimbulkan adanya avoiding atau menghindari identitas mereka agar terhindar dari norma-norma sosial yang ada di lingkungan mereka. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan adanya collaborating atau kerja sama antar PSK waria dalam menegosiasikan identitas komunikasi. Konflik masyarakat terkait eksistensi informan bahkan mengakibatkan pengusiran paksa.
Kata kunci : Negosiasi Identitas Komunikasi, Pekerja Seks Komersial (PSK) Waria, Kampung Duri, Teori Negosiasi Identitas.