Generasi Z merupakan generasi yang memiliki interaksi paling intens dengan teknologi dan media sosial. Maka, tak sedikit Gen Z tampak kurang menjaga privasinya sehingga rentan pelanggaran privasi. Hal ini didefinisikan oleh ahli sebagai “boundary-less Generation” sehingga memunculkan istilah self boundaries. Self boundaries merujuk pada batasan yang ditetapkan individu untuk melindungi privasi dan ruang pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Generasi Z, terutama Mahasiswa/i di Jawa Barat membentuk dan mengelola batasan pribadi mereka di Instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi terhadap sembilan informan kunci, yaitu Mahasiswa Generasi Z yang aktif di Instagram, serta satu informan ahli di bidang psikologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Penelitian menemukan bahwa informan menggunakan fitur-fitur Instagram untuk menjaga privasi dan mengontrol konten yang dibagikan. Pengalaman negatif yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal mendorong mereka untuk membatasi interaksi dan oversharing mereka di Instagram. Para informan juga menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan media sosial yang seringkali dianggap toksik. Kesimpulannya, Generasi Z menggunakan fitur Instagram untuk mengelola batasan pribadi mereka, menyesuaikan interaksi sosial digital dengan norma sosial, dan melindungi mental dari pengaruh negatif media sosial.