PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH MELALUI PENDEKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL (STUDI KASUS MASA AWAL DAN MASA PERALIHAN COVID-19 PADA PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2019-2022) - Dalam bentuk buku karya il

Suatu keberhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya dilihat dari mengelola keuangan dengan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisiensi. Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah alat ukur untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya. Pada akhir tahun 2019 terjadi pandemi Covid-19. Sehingga periode yang digunakan dalam penelitian yaitu masa awal (2019-2020) dan masa peralihan Covid-19 (2021-2022). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan belanja modal terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah pada masing-masing masa yaitu masa awal (2019-2020) dan masa peralihan (2021-2022) Covid-19.  Pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan belanja modal merupakan variabel independen yang digunakan dikarenakan merupakan unsur dalam laporan realisasi anggaran daerah. Berdasarkan data Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) bahwa terdapat permasalahan keuangan terkait ketidakhematan, ketidakefisiensi dan ketidakefektifan terus bertambah hingga tahun 2022. Dalam laporan tersebut juga, bahwa permasalahan yang dominan yaitu ketidakefektifan pada pemerintah daerah.Metode yang digunakan kuantitatif dengan analisis regresi data panel. Data penelitian menggunakan data sekunder yaitu laporan realisasi anggaran pemerintah daerah tahun 2019-2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga terdapat 34 provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah data yang digunaka sebanyak 133 data dibagi menjadi 68 data pada masa awal dan 65 pada masa peralihan Covid-19. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Hasil penelitian bahwa pada masa awal dan masa peralihan Covid-19 pendapatan asli daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dana perimbangan memiliki pengaruh positif signifikan pada masa awal, sedangkan pada masa peralihan berpengaruh positif tidak signifikan. Sedangkan belanja modal berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.