Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak oleh pandemi COVID-
19 yang mana memperlambat transisi energi berbasis fosil ke sumber energi
terbarukan. Dampak dari pandemi COVID-19 menyebabkan tekanan yang
signifikan pada sektor energi, termasuk penurunan drastis harga minyak, konsumsi
bahan bakar minyak yang mencapai level terendah dalam sejarah, penurunan
konsumsi listrik dan beragam isu lainnya. Meskipun Indonesia sudah tidak lagi
mengekspor minyak, tetapi bergantung pada bahan bakar fosil, dengan ekspor batu
bara, dan gas alam dan mencapai hampir 20% dari ekspor barang bersihnya.
Akibatnya sektor BBM ikut menurun, penurunan tersebut mencapai 16,78%
hal ini tercatat sebagai sejarah kelam pertamina yakni belum pernah terjadi
sebelumnya dan berdampak besar terhadap operasi kilang dan keuangan perusahaan
juga penurunan penggunaan listrik lantaran sedikitnya permintaan dari sektor bisnis
dan industri. Sektor energi di Indonesia berperan sangat penting untuk
kesejahteraan ekonomi juga sebagai pertumbuhan negara. Indonesia memiliki
sumber daya komoditas yang berlimpah seperti batu bara, gas alam, logam dan
berbagai produk pertambangan dan pertanian.
Tujuan penelitian ini untuk memprediksi terjadinya kesulitan keuangan
financial distress dalam sebuah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan objek penelitian penelitian yang berbeda dan periode penelitian yang
berbeda, dengan menggunakan teknik analisis survival.
Berdasarkan hasil pengujian parsial model regresi cox proportional hazard
pada perusahaan sektor energi di Indonesia pada tahun 2015-2022, dapat
disimpulkan hasil variabel liquidity tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi
financial distress. Variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi
financial distress. Variabel Institutional ownership tidak berpengaruh signifikan
tehadap kondisi financial distress. Variabel Firm Size berpengaruh negatif
signifikan terhadap kondisi financial distress.