Industri toko online di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh peningkatan adopsi teknologi digital serta dukungan dari pemerintah melalui berbagai program inisiatif, seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian nasional, memberikan kontribusi lebih dari 60 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 juta pekerja. Namun, meskipun perannya yang sangat penting, banyak UMKM yang masih menghadapi tantangan besar dalam operasionalnya, khususnya dalam hal manajemen persediaan dan efisiensi biaya. Julis, sebuah perusahaan lokal yang berfokus pada produksi dan penjualan parfum melalui platform toko online, adalah salah satu UMKM yang menghadapi tantangan tersebut. Julis mengalami kendala dalam mengelola persediaan produknya, yang mengakibatkan tingginya biaya persediaan dan rendahnya tingkat pemenuhan permintaan pelanggan (fill rate). Masalah ini berisiko menghambat pertumbuhan perusahaan dan menurunkan kepercayaan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kebijakan persediaan yang optimal bagi Julis dengan mempertimbangkan permintaan probabilistik serta performance score perusahaan. Performance score ini merupakan ukuran kinerja yang mengintegrasikan dua kriteria utama, yaitu profit yang dihitung berdasarkan total biaya persediaan, dan fill rate. Dengan kebijakan persediaan yang tepat, diharapkan Julis dapat meningkatkan efisiensi persediaan, menekan biaya, khususnya pada biaya persediaan yang harus mencapai target kurang dari 40 dari total revenue atau income perusahaan dan mencapai target fill rate minimal 95 , yang dianggap penting untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan mendukung pertumbuhan bisnis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model optimasi persediaan yang mengombinasikan metode probabilistik dalam penentuan Order Quantity (Q) dan Reorder Point (ROP). Perancangan ini ditujukan untuk menangani ketidakpastian dalam permintaan, yang sering kali menjadi tantangan utama dalam manajemen persediaan di sektor toko online. Selain itu, penelitian ini juga memperkenalkan integrasi klasifikasi persediaan berbasis performance score, yang memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan produk-produk tertentu berdasarkan kriteria kinerja yang relevan. Dengan demikian, setiap kategori produk dapat dikelola dengan lebih efisien dan strategis sesuai dengan prioritas bisnis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan persediaan yang dirancang dapat secara signifikan meningkatkan performance score Julis. Terutama dalam hal efisiensi biaya, kebijakan ini mampu menekan biaya persediaan dan meningkatkan fill rate, yang secara langsung berdampak positif pada profitabilitas perusahaan. Selain itu, integrasi klasifikasi persediaan berdasarkan performance score juga terbukti efektif dalam membantu Julis mengidentifikasi produk-produk yang paling kritis untuk diprioritaskan dalam manajemen persediaannya. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah pengembangan sebuah penelitian yang dapat digunakan oleh peneliti untuk UMKM lain yang beroperasi di sektor toko online untuk mengoptimalkan kebijakan persediaan mereka. Dengan penerapan kebijakan yang tepat, UMKM seperti Julis dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka, menekan biaya yang tidak perlu, dan memenuhi permintaan pasar secara lebih efektif. Hal ini sangat penting dalam konteks persaingan yang semakin ketat di pasar digital, di mana kecepatan dan efisiensi menjadi kunci utama keberhasilan. Penelitian ini juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana integrasi antara pendekatan probabilistik dan klasifikasi persediaan dapat memberikan solusi yang lebih komprehensif dan terarah dalam manajemen persediaan di toko online. Dengan demikian, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang luas, baik bagi pengembangan teori manajemen persediaan maupun bagi praktisi bisnis yang mencari cara untuk meningkatkan kinerja operasional mereka di era digital.