Dalam lingkungan kampus, dinamika budaya dan perilaku mahasiswa dalam berinteraksi sering kali menjadi subjek penelitian yang menarik, terutama ketika melibatkan praktik-praktik sosial yang kontroversial seperti prostitusi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana budaya dan norma-norma kampus mempengaruhi perilaku mahasiswa, termasuk bagaimana mereka membentuk identitas dan berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi etnografi mendalam tentang budaya dan interaksi simbolik mahasiswa pelaku prostitusi, serta pengalaman individu dan strategi identitas yang digunakan dalam menyamar identitas mereka di lingkungan kampus. Data kualitatif penelitian dianalisis berdasarkan data lapangan serta diolah dengan bantuan aplikasi Nvivo 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi keterlibatan dalam prostitusi tidak hanya didorong oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh tekanan akademik, pengaruh teman, dan kondisi sosial. Selain itu, perubahan norma sosial seputar seksualitas dan hubungan turut berkontribusi terhadap normalisasi praktik ini. Simbol-simbol seperti snack Beng-Beng, bolpoin, dan korek api digunakan sebagai alat komunikasi non-verbal dalam transaksi prostitusi. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya akan menyumbangkan pada literatur akademis tentang studi etnografi, tetapi juga akan memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi dan pembuat kebijakan dalam pengembangan strategi intervensi yang tepat.